PEMBERDAYAAN GURU-GURU PRAKARYA DALAM MENGATASI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN KERAJINAN DI SMP AGAM TIMUR
Abstract
Mata pelajaran Prakarya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdiri dari materi pembelajaran kerajinan, pengolahan, rakayasa dan budi daya. Semua SMP di Kabupaten Agam khususnya SMP Agam Timur menetapkan materi kerajinan mendapat porsi yang lebih banyak untuk diberikan dibandingkan dengan materi-materi lainnya, karena sesuai dengan kondisi daerah yang dekat dengan sentra-sentra kerajinan. Masalahnya adalah guru-guru yang mengajar prakarya tersebut umumnya (83,7%) tidak berlatar belakang pendidikan seni rupa dan kerajinan. Bagi guru yang berlatar belakang pendidikan seni rupa/kerajinan akan mudah mengajarkan kerajinan, tetapi bagi guru yang tidak berlatar belakang pendidikan seni rupa dan kerajinan mengalami masalah dalam pelaksanaan materi kerajinan, karena mereka tidak menguasai materi kerajinan. Akhirnya pelaksanaan pembelajaran prakarya khususnya materi kerajinan tidak berjalan dengan baik.
Berdasarkan permasalahan di atas disepakati dengan Ketua MGMP Prakarya dan Kepala SMPN mitra, bahwa bahwa permasalahan prioritas yang akan diselesaikan adalah menyangkut penguasaan materi pembelajaran kerajinan, Permasalahan prioritas tersebut adalah rendahnya kemampuan guru prakarya SMP Agam Timur dalam menguasai materi kerajinan
Solusi yang ditawarkan untuk memecahkan permasalahan prioritas di atas adalah memberdayakan guru-guru prakarya dengan program penerapan ipteks yang dilakukan dengan pendekatan; 1) rancang bangun, 2) penyuluhan dengan menyajikan materi pelatihan, 3) pelatihan berkarya kerajinan, 4) pendampingan/ pembimbingan oleh instruktur. Target luaran dari kegiatan ini adalah 1) publikasi pada jurnal ilmiah nasional ber ISSN, 2) Meningkatnya kemampuan guru-guru seni budaya dalam menguasai materi kerajinan.
Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa PKM ini adalah pada umumnya (88,89%) guru-guru sudah menguasai materi kerajinan khususnya materi kerajinan serat yakni makrame.